JAKARTA– Dialog Ekslusif “Islam: Kemodernan dan Ke-Indonesiaan” kembali dihelat di Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta, Jumat (18/03/2022). Mengambil tema “Masjid Sebagai Rumah Pemuda,” tema ini mencoba menjembatani ide mengenai kepemudaan dan kemajuan zaman melalui masjid.
Dalam wawancaranya bersama awak media Arief Rosyid Hasan selaku Anggota Dewan Pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa sekaligus Penggagas Dialog Ekslusif menyampaikan urgensi tema kali ini. Ia menilai, perlu adanya kesadaran pemuda muslim akan peran penting masjid dalam kehidupan mereka.
“Semua kebutuhan masa depan tentang teknologi, ekonomi, transisi energi, bisa diwadahi di masjid. Masjid padat akan visi kemajuan, inovasi, kreatifitas, dan seterusnya,” papar Arief Rosyid Hasan.
BACA JUGA:
Ia berkeyakinan bahwa masjid bukan hanya pusat peradaban semata, tapi juga masa depan generasi muda. Ia menilai, peran sentral mesjid di tengah situasi saat ini akan mendorong kemajuan bangsa Indonesia apa lagi jumlah generasi muda yang dominan saat ini. Sehingga, ia mendorong agar kontribusi pemuda semakin konkret bersama masjid.
“Jumlah anak muda mayoritas di Indonesia, masjid adalah ruang publik terbesar di Indonesia, kedua ini harus menjadi kekuatan yang terintegrasi. Gagasan satu masjid satu pemuda harus menjadi kenyataan, pemuda telah terbukti sepanjang sejarah menjadi penggerak perubahan,” ujar Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam tahun 2013-2015 tersebut.
BACA JUGA:
Selain itu, ia meyakini, kemajuan Indonesia sangat dipengaruhi pada kontribusi generasi muda yang mau bergerak dari masjid. Ia menyatakan, bila kemajuan tersebut harus berjalan di berbagai bidang kehidupan.
“Indonesia (bisa) maju salah satu pilar utamanya adalah pemuda masjid yang menggerakkan ekonomi, memajukan sains dan teknologi, mendorong kebudayaan,” tambah Komisaris Independen Bank Syariah Indonesia itu.
BACA JUGA:
Dalam kesempatan ini hadir pula Sekertaris Jenderal PP PRIMA DMI Fajar Iman Hasanie dan Ketua Umum Remaja Islam Sunda Kelapa (RISKA) Muhammad Fadhil Zayani. Keduanya dalam momen ini menceritakan bagaimana peran pemuda dalam memahami masjid sebagai “rumah” bagi mereka.
“Jadi masjid sebagai rumah pemuda menjadi tempat yang menaungi seluruh unsur pemuda, dari mana saja dan berbagai kultur yang ada. Masjid ini lah yang menjadi pusat (episentrum) bagi pemuda untuk saling berkolaborasi,”ungkap Fajar Iman Hasanie.
BACA JUGA:
Ia menilai masjid merupakan tempat yang menghargai kesetaraan. Karena di masjid setiap orang sama tanpa memandang latar belakang sosial. Fajar pun, mengingatkan bagaimana peran Arief Rosyid Hasan dalam menggagas masjid sebagi pusat pemberdayaan pemuda.
“Beliau (Arief Rosyid) sudah lama menawarkan konsep sentra pemberdayaan pemuda berbasis masjid. Dengan memanfaatkan jumlah masjid yang sebanyak 800.000 (masjid), itu merupakan tempat yang tepat,” ungkap Fajar Iman Hasanie.
BACA JUGA:
Ia menilai, Arief Rosyid Hasan sejak lama telah fokus untuk memberdayakan pemuda melalui masjid. Ia pun mencontohkan, bagaimana Alhamdulillah It’s Friday (ALIF) berfungsi sebagai contoh pusat pemberdayaan yang mendidik dan melatih keterampilan generasi muda dan RISKA Masjid Agung Sunda Kelapa berfungsi untuk meningkatkan iman dan taqwa generasi muda.
Baginya, dengan menghadirkan berbagai ekosistem pemberdayaan yang hadir di masjid, generasi muda dapat mengakses segala kebutuhan untuk meningkatkan kapasitas mereka secara gratis. Sebagai penutup, Fajar menilai ALIF bisa menjadi gerakan simultan yang bisa dihadirkan untuk meujudkan masa depan generasi muda dari masjid.