
MANADO – PT Pertamina (Persero) Area Sulawesi Utara, Gorontalo dan Sulawesi Tengah (Suluttenggo) menargetkan sampai 2018 berdiri tujuh lokasi untuk merealisasikan BBM satu harga di daerah Sulut yang masuk daerah terdepan, terjauh dan terluar (3T).
Sales Executive BBM Retail Sulawesi Utara, Muhammad Faruq Mustadjab mengatakan program BBM satu harga di daerah kepulauan Sulawesi Utara (Sulut) yaitu Talaud dan Sitaro berjalan sebagai mana yang telah direncanakan.
“Tahun 2017, untuk SPBU kompak BBM satu harga yang sudah beroperasi di Talaud terdapat dua tempat yakni di Kecamatan Melonguane Timur dan Kecamatan Kabaruan,”jelasnya, Senin (27/3/2018).
Dikatakan, 2018 akan direalisasikan salah satunya di Kabupaten Sitaro di Kecamatan Tagulandang. Sedangkan tiganya lagi di Kepulauan Talaud, satu di Kecamatan Esang pulau Karakelang, satunya di Miangas dan Nanusa di Pulau Marampit.
“Target 2018 di Talaud ketambahan tiga lokasi. Di Sitaro satu lokasi di Tagulandang. Jadi total projek BBM satu harga Pertamina dari 2017-2018 target realisasinya itu ada 7 lokasi,”ujarnya.
Untuk harga sendiri selama itu merupakan lembaga resmi Pertamina maka harganya sesuai Perpres seperti Solar dengan harga Rp5.150/liter, dan Premium Rp6.450/liter. Sama seperti titik lembaga penyalur lainnya dalam program BBM satu harga ini, SPBU kompak yang telah didirikan terletak di daerah yang sulit diakses.
Dijelaskan Faruq, SPBU kompak adalah nama jenis lembaga penyalur yang diterapkan oleh pertamina. Pertamina itu memiliki beberapa klasifikasi lembaga penyalur.
“Untuk SPBU besar di kota-kota namanya SPBU reguler. Untuk di daerah yang jauh atau pulau-pulau yang tidak dapat terakses langsung oleh depot namanya SPBU kompak,”tuturnya.
Namun demikian, pihaknya juga menambah varian produk dengan menyalurkan pertalite selain premium dan solar di daerah 3T.
Sementara itu, alokasi jatah yang diberikan kepada satu lembaga penyalur Pertamina tetap memberlakukan sesuai kajian yang telah dibuat. Sedangkan untuk menambah kuota otoritas penambahannya bukan kewenangan Pertamina tapi dari BPH Migas.
Sementara itu, sejak Kabaruan beroperasi akhir September 2017 pihaknya tidak langsung menambahkan karena khawatir nanti over.
“Nanti malah menyimpang premiumnya, tidak sampai ke masyarakat tapi malah lari ke pengecer-pengecer. Berdasarkan kajian kami setelah kurang lebih 4 bulan beroperasi akhirnya diputuskan ditambah alokasi premium di Pulau Kabaruan itu menjadi 50 kl,”katanya.
Di Talaud sendiri selain program BBM satu harga sebenarnya telah beroperasi dua agen premium dan minyak solar (APMS), satu di pulau Salibabu Kecamatan Lirung dan satu lagi di Karakelang Kecamatan Beo.
Jadi total 2018 itu Talaud sudah memiliki 6 lembaga penyalur. Jadi masing-masing pulau sudah dikasih.
“Di Karakelang karena pulaunya sedikit besar yang eksis sekarang di Kecamatan Beo, Kecamatan Melonguane, dan tambahan di Essang sebelah utara Karakelang. Kemudian ada di Lirung, Salibau, Kabaruan, Nanusa dan Miangas,”pungkasnya.
Branch Manager Marketing PT Pertamina (Persero) Sulutenggo, Daniel, memastikan penyelundupan bahan bakar minyak (BBM) di daerah terdepan, terjauh dan terluar (3T) tak akan terjadi.
Dia mengatakan, pihaknya melibatkan pemerintah daerah dan aparat keamanan yang juga turut mengawasi distribusi BBM tersebut.
“Saat ini Kecamatan Melonguane Timur alokasi premium 100 kl, solar 30 kl per bulan. Untuk Kabaruan alokasi premium 30 kl dan solar 10 kl. Tapi per April berdasarkan hasil pertemuan dengan Plt bupati akan ditambahkan 20 kl premium jadi total 50 kl,”ujarnya, Senin (26/3/2018).
Bahkan kata Daniel, pihaknya juga secara rutin memerika takaran di setiap SPBU untuk memastikan alat ukur yang sudah distandarisasi dan dikalibrasi oleh metrologi.
“Jika terbukti ada SPBU mempermainkan takaran seenaknya akan dikenakan sanksi tegas. Kami punya sistem monitoring salah satunya takarannya. Sewaktu-waktu setiap bulan sekali melibatkan tim independen melakukan audit. Salah satunya dicek alat ukur takaran. Kalau terbukti takarannya melebih toleransi kami pasti berikan tindakan,”jaminnya.TM