BALI – Ungkapan tulus datang dari Prof. Dr Bet El Silisna Lagarense setelah tim sepeda tua yang diikutinya meraih juara di Bali. “Terimakasih semua teman-teman. Basuar milu bakayuh sepeda kuno dengan jarak 10 km dengan baju Kabasaran ini plus performance depan panggung kehormatan. Akhirnya kami puas bisa menghasilkan juara dunia. Ini sungguh tak disangka,”ucapnya haru.
Professor pertama bidang ilmu Kepariwisataan itu mengaku, dengan prestasi ini para pecinta sepeda tua di Manado tentu tak bisa lagi dipandang sebelah mata. Apalagi setelah goresan tinta emas telah ditorehkan mereka oleh para pecinta sepeda tua.
“Ini sebuah kebanggaan atas prestasi diraih para pecinta sepeda tua yang tergabung dalam Komunitas Sepeda Tua Indonesia (Kosti) Sulawesi Utara (Sulut) dan Sepeda Tua Manado (Setuamo),”ujarnya.
Mereka telah membawa harum daerah ini dan Indonesia atas prestasinya mendapat predikat juara 1 kategori karnaval Internasional dalam ajang International Veteran Cycle Association (IVCA) yang berlangsung di Lapangan Maisonette, Inna Grand Bali Beach, Sanur, pekan lalu.
Penampilan Kosti Sulut dan Setuamo yang berkostum penari Cakalele berhasil menyedot perhatian masyarakat Bali, Indonesia, maupun Internasional.
Ketua Kosti Sulut MHF Sendoh mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi acara ini serta sambutan masyarakat Bali yang sangat ramah.
“Penyelanggaraannya cukup sukses. Pemda Bali juga sangat mendukung terutama dari sektor pariwisatanya. Sarana dan prasarana sangat lengkap dan juga masyarakatnya sangat ramah,” tuturnya, Senin (16/4/2018).
Banyak yang mengapresiasi acara ini, lantaran untuk pertama kalinya acara internasional sepeda tua ini berlangsung di Bali bahkan pertama kali di Asia.
“Kami mengharapkan, pecinta sepeda tua khususnya yang ada di Indonesia, semakin solid dan berkembang,” tambahnya.
Menurutnya, acara ini juga sebagai sarana silaturahmi sesama pecinta sepada tua seluruh Indonesia maupun dunia. Sepeda tua memiliki nilai sejarah yang bisa mengingatkan kembali ke masa-masa perjuangan bangsa.
Di sisi lain sepeda sangat ramah lingkungan, dan bisa menjadi alat transportasi tradisional bagi wisatawan.
Pernyataan serupa disampaikan para peserta di antaranya Michael Mamentu dan Betel Lagarenze. Menurut keduanya nama harum bukan milik Sulawesi Utara saja tapi ajang yang baru kali ini diselenggarakan di Asia membawa nama harum Indonesia, karena kegiatan ini diikuti oleh delegasi dari negara lain.
Dikatakan para peserta dari berbagai negara di antaranya Belanda, Inggris, Jerman, Bulgaria, Perancis, Cheko, Malaysia dan masih banyak lagi semua ikut serta.
“Semenjak pertama kali diselenggarakan, ini adalah yang pertama yang diselenggarakan di Asia,”ujarnya.
Selain mencetak sejarah karena baru kali pertama di Asia dan bisa menjadi juara 1 Kategori Karnaval Internasional pihaknya menyampaikan terima kasih atas dukungan Pemerintah Kota Manado serta dukungan dan doa dari teman-teman serta sahabat.
“Terutama seluruh warga yang selalu menyapa kami di jalan dengan ramah ketika sepeda tua ini melintas dengan bunyi khasnya…cringgg….cringggg,”tuturnya.
Dengan prestasi ini tentu saja para pecinta sepeda tua di Sulut tak perlu lagi malu untuk bersepeda. Sepeda yang sering “di-bully” sebagai sepeda ‘botol karong’—karena digunakan para pembeli botol bekas—sekarang ini justru mengharumkan Sulut IVCA 2018.
Sementara itu, Humas Kosti Sulut Daniel Andre mengatakan juara I di Karnaval Internasional IVCA ke-38 itu membuktikan bahwa sepeda tua tak lekang oleh waktu. Sekaligus mematahkan cemoohan orang kalau bersepeda tua itu hanya dipakai oleh para pembeli botol bekas.
“Jadi ingat ngegowes diteriaki ‘botol karong’. Sekarang teman-teman Kosti dan Setuamo serta pecinta sepeda tua di Manado dan sekitarnya boleh berbangga. Kosti Sulut dan Setuamo yang baru seumur jagung, sudah mencetak sejarah. Ya, pertama kalinya di Asia Tenggara dan kita bisa menjadi juara 1 Kategori Karnaval Internasional,” ujar pria multi talenta itu.
“Jangan lagi mem-bully bila dari kejauhan terdengar bunyi: Cringgg… Cringgg, dan sepeda tua itu lewat, karena sesungguhnya sepeda ‘botol karong’ itu sudah terbukti mengharumkan nama Sulawesi Utara di ajang internasional. Salam traaappp…Salam satu rantai..,”imbuhnya.tm