MANADO, TayangManado.com – BRI Regional 16 Manado terus berkomitmen memperkuat ekosistem pangan di Provinsi Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan Maluku Utara (Suluttenggomalut). Demikian dikatakan CEO BRI Regional 16 Manado, Irma Elizabeth Primasari saat meninjau harga pangan di Pasar Bersehati Manado, kemarin.
“Ketahanan pangan merupakan fondasi stabilitas ekonomi daerah,” imbuh Irma.
Dia menjelaskan, pengendalian inflasi pangan bukan hanya soal menjaga harga, tetapi juga memastikan keberlanjutan penghidupan bagi petani, nelayan, pedagang, dan pelaku UMKM di wilayah Suluttenggomalut.
Sebagai mitra strategis pemerintah daerah dan Bank Indonesia (BI), BRI berkomitmen memperkuat ekosistem pangan melalui berbagai langkah konkret.
Pertama, pembiayaan hulu ke hilir seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), pembiayaan mikro komersial, serta dukungan bagi koperasi dan offtaker, mencakup sektor produksi, pengolahan, pergudangan, hingga distribusi.
Kedua, digitalisasi transaksi dan distribusi melalui platform BRImo, QRIS, dan BRILink, yang diterapkan di pasar rakyat, sentra nelayan, dan jalur logistik.
Ketiga, pemanfaatan data digital berupa insight dari transaksi ritel dan merchant untuk mendukung kebijakan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) serta perencanaan pasokan yang lebih akurat.
Dia menjelaskan jaringan agen BRILink memiliki peran strategis sebagai jalur pembayaran terakhir (last-mile) bagi transaksi pangan di pasar tradisional, kios pupuk dan benih, tempat pelelangan ikan (TPI), serta warung.
Hal ini membuat arus barang dan uang menjadi lebih cepat serta tercatat secara digital.
Melalui sistem pembayaran nontunai (cashless) dan dapat dilacak (traceable) seperti QRIS atau transfer, BRI membantu menstabilkan harga di tingkat mikro, menekan biaya transaksi tunai, serta meningkatkan transparansi dan pemantauan harga harian.
Selain itu, agen BRILink juga berperan sebagai titik edukasi keuangan bagi pelaku usaha, seperti petani, nelayan, dan pedagang.
Mereka membantu masyarakat memahami produk keuangan seperti tabungan, cicilan modal kerja mikro, hingga asuransi sederhana.
BRI juga mendukung integrasi layanan pemerintah daerah, termasuk pembayaran e-retribusi pasar, utilitas publik, dan penyaluran bantuan pangan, agar lebih tepat waktu dan tepat sasaran.
Dari sisi keuangan, kehadiran BRILink turut memperkuat likuiditas lokal, karena pelaku usaha dapat melakukan setoran hasil dagang dan tarik tunai di lokasi terdekat.
Hal ini membantu mencegah aliran dana keluar daerah serta menjaga rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) tetap sehat.
BRI dorong ekosistem pangan yang produktif dan tangguh.
“BRI hadir bukan hanya menyalurkan pembiayaan, tetapi juga menggerakkan ekonomi rakyat melalui jaringan BRILink sebagai infrastruktur keuangan masyarakat. Bersama seluruh pemangku kepentingan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), kami siap menjadi bagian dari solusi pengendalian inflasi nasional,” jelas Irma Primasari.
Dengan pendekatan ini, ekosistem pangan di wilayah Sulampua (Sulawesi, Maluku, dan Papua) diharapkan menjadi semakin produktif, efisien, dan tangguh.
“Menjaga stabilitas pangan bukan sekadar menjaga harga, tapi ini tentang menjaga harapan, dengan BRILink di setiap kampung dan pasar, kita dekatkan layanan, percepat transaksi, dan perkuat ketahanan pangan Sulampua,” katanya.
(RG)
 
	    	 
                                







