JAKARTA-JNE bakal menggelar acara diskusi secara berkala di delapan Kota Indonesia dalam program Explore JNE 2018 : JNE Kumpul Bareng Kawan Pers Nasional (JNE Keren). Acara yang digelar untuk jurnalis media massa dan blogger ini bekerja sama dengan harian Bisnis Indonesia dan mengambil topik pilihan yang sedang tren di masyarakat tentang berbagai hal terkait industri pengiriman ekspres dan logistik.
Presiden Direktur JNE, M. Feriadi, menyampaikan, “Acara diskusi antara pihak–pihak yang berkepentingan harus terus terlaksana. Tujuannya sebagai wadah yang dapat menghasilkan solusi dari tiap tantangan yang ada dalam berbagai bidang terkait industri pengiriman ekspres dan logistik. JNE yang telah lebih dari 27 tahun mengemban amanah pengiriman paket seluruh pelanggan setianya, harus berperan aktif menyelenggarakan program mau pun acara untuk mendukung kemajuan industri ini, serta mendorong terciptanya kolaborasi dan sinergi antara seluruh stakeholder”.
DKI Jakarta menjadi kota pertama lokasi digelarnya acara diskusi ini dengan mengambil topik “Dampak Tiga Kebijakan Penanganan Macet Jalan Tol Jakarta-Cikampek: Perspektif Regulator dan Pengusaha”. Topik pilihan itu diambil setelah tiga kebijakan penanganan macet di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) sudah mulai diterapkan di jalan tol Jakarta – Cikampek. Ketiga kebijakan itu adalah penerapan Ganjil – Genap nomor kendaraan di gerbang tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur, pembatasan jam operasional angkutan barang, serta jalur khusus angkutan umum.
Setelah tiga pekan, Badan Pengelola Transportasi Jabodebatabek (BPTJ) telah merilis tingkat keberhasilan tiga kebijakan penanganan kemacetan itu dengan indikator menurunnya rata–rata VC Ratio, sebagai alat pengukur volume dan kapasitas kendaraan yang melintas di jalan, di jalan tol Jakarta – Cikampek. Semakin mendekati angka 1 menandakan kondisi di jalan tersebut padat dan tidak bergerak. Adapun VC Ratio yang dihasilkan setelah penerapan kebijakan pada pekan ketiga yaitu menjadi 0,48 atau jauh turun dibandingkan dengan sebelum penerapan ganjil genap mencapai 1,05.
Sayangnya, kebijakan ganjil genap nomor kendaraan dan pembatasan operasional angkutan barang semakin memperlambat pengiriman barang. Kebijakan itu jelas berpengaruh kepada perusahaan pengiriman ekspres yang hanya punya satu kendaraan, ganjil saja atau genap saja. Nasib kiriman barang yang sifatnya sangat penting dengan perhitungan sampai dalam hitungan jam bakal sulit bisa diprediksi lagi.
Feriadi menambahkan, “Era digital saat ini menuntut perusahaan jasa pengiriman ekspres untuk dapat lebih cepat dalam mendistribusikan paket. Dengan peningkatan performa dalam hal waktu pengantaran tersebut, maka dampaknya pun akan besar dalam mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut karena banyaknya aktifitas bisnis yang bergantung pada proses distribusi yang dijalankan untuk pelanggan perusahaan sampai dengan UKM”.
Oleh karena itu, Feriadi mengajak berbagai pihak berdiskusi untuk menghasilkan solusi agar perlambatan proses pengiriman paket tidak terjadi.
Acara digelar di Jakarta tepatnya di Mercantile Athletic Club World Trade Center Lt. 18, Jl Jenderal Sudirman Jakarta pada Selasa (8/5/2018). Hadir lima pembicara yaitu, Chairman Supply Chain Indonesia Setijadi, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Logistik Rico Rustombi, Wakil Ketua Umum Asperindo Budi Paryanto, Kepala BPTJ Bambang Prihartono, dan Presiden Direktur JNE M. Feriadi.
Dalam acara itu juga Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi juga hadir sebagai pembicara yang menyampaikan keynote speech. Diharapkan acara diskusi kali ini menghasilkan masukan yang berarti tentang kebijakan penanganan kemacetan di jalan tol dari perspektif regulator, pebisnis dan pemerhati bidang logistik.tm