Sebanyak enam ton serat pisang Abaka (Musa textilis) asal Talaud diekspor ke Jepang.foto/ist
TALAUD – Untuk pertama kalinya, sebanyak enam ton serat pisang Abaka (Musa textilis) asal pulau terluar utara tanah air, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara (Sulut) dapat menembus pasar ekspor ke negeri Sakura, Jepang.
Melalui pintu Pelabuhan Bitung, Sulut, komoditas ekspor dengan nilai ekonomi Rp194 juta rupiah ini diberangkatkan ke Jakarta sebelum lanjut berlayar ke Jepang.
“Setelah pekan lalu kopra putih ke India, sekarang serat pisang Abaka dari batas negeri, bakal menambah deret komoditas ekspor pertanian unggulan dari Sulut,” kata Kepala Karantina Pertanian Manado, Donni Muksydayan Saragih melalui keterangan tertulisnya, Minggu (19/7/2020).
Menurut Donni, melalui wilayah kerjanya di Tahuna telah melakukan serangkaian tindakan karantina pertanian untuk memastikan komoditas ekspor ini sehat dan aman. Phytosanitary Certificate (PC) diterbitkan untuk penuhi persyatatan ekspor negara Jepang.
Permintaan Naik, Telur Ayam Sulut Pasok Beberapa Pulau
Sebagai informasi, melalui wilayah kerjanya di Tahuna, guna mendorong ekspor pihaknya membuka layanan klinik layanan ekspor. Disini menyediakan akses informasi dari peta aplikasi komoditas ekspor atau IMACE terkait sentra, negara tujuan serta konsultasi bagi pelaku agribisnis. Tidak hanya itu, Donni juga menyiapkan bimbingan teknis pemenuhan persyaratan teknis Sanitary dan Phytosanitary (SPS Measure) sesuai dengan aturan negara tujuan.
Dalam waktu dekat, Donni akan bekerjasama dengan pemerintah daerah melalui dinas terkait dan para pelaku usaha untuk mendorong membangun sentra pertanian komoditas ini, mengingat sudah banyak petani di Talaud yang membudidayakannya.
“Dengan jumlah produksi serat abaka yang semakn meningkat, kita dorong agar bisa memenuhi pasar global dalam jumlah besar sehingga bisa kita jajagi untuk lakukan ekspor langsung dari Sulut. Agar makin meningkat daya saingnya,” jelasnya.
“Ini adalah cara kami memacu ekspor, selain mendorong tumbuhnya kawasan pertanian berkearifan lokal berorientasi ekspor juga mendorong tumbuhnya ragam dan pelaku agrobisnis baru,” tambah Donni.
Pemilik komoditas PT. MNP Indonesia, menyebutkan bahwa serat pisang abaka asal Talaud tidak kalah mutunya dari negara Filipina yang merupakan pemasok terbesar untuk bahan mata uang dollar Amerika Serikat dan yen Jepang. Ia berharap dengan bantuan fasilitasi dan kerjasama berbagai pihak kedepan pasar ekspor yang telah terbuka ini dapat terus ditingkatkan.
Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil mengapresiasi tumbuhnya ragam baru asal sub sektor hortikultura yang berhasil diekspor asal Sulut.
Baca Juga:
“Ini adalah bagian dari Gerakan Tigakali Lipat Ekspor, Gratieks yang digencarkan oleh jajaran Karantina Pertanian di 506 titik, termasuk di batas negeri,” kata Jamil.
Barantan melakukan fasilitasi ekspor produk pertanian baik selaku otoritas karantina pertanian dan juga memberikan akses informasi melalui sistem layanan perkarantinaan.
Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo, red) diberbagai kesempatan yang menyebutkan ekspor pertanian bukan hanya soal jumlah namun adalah juga ‘pride’ atau kebanggaan bagi bangsa. Untuk itu, pengelolaan dan sinergisitas menjadi langkah penting.(tim)