MANADO – Di tengah situasi pandemi Covid-19, Bandara Sam Ratulangi Manado tetap berupaya untuk meningkatkan dan menguji kesigapan personel dalam mengantisipasi keadaan darurat.
Digelar secara virtual Bandara Sam Ratulangi Manado menggelar table top exercise yang melibatkan lebih dari 50 personel lintas instansi yang masuk dalam komite bandara, diantaranya Kantor Otoritas Bandara Wilayah VIII, Airnav , Basarnas, Bea Cukai, Imigrasi, Kantor Kesehatan Pelabuhan, Dinas Kebakaran Kota Manado, dan unit internal terkait lainnya, Rabu (9/9/2020).
Adapun kegiatan table top exercise ini dilaksanakan untuk menguji alur koordinasi, komunikasi, dan komando antar anggota komite dalam penangann keadaan darurat.
“Meskipun dalam kondisi saat ini kita harus melaksanakan table top exercise secara virtual, latihan ini merupakan bagian dari uji coba dokumen rencana penanggulangan keadaan darurat yang kami lakukan secara periodik dan melibatkan anggota komite bandara. Oleh karenanya kami berharap seluruh pihak yang terlibat dapat berlatih secara serius agar jika terjadi suatu keadaan darurat di Bandara, semua pihak dapat memahami fungsi dan bagaimana alur komunikasinya ” ungkap Minggus Gandeguai, General Manager Bandara Sam Ratulangi Manado.
Dalam latihan tersebut, diilustrasikan sebuah skenario yakni Weris Airlines WRS 189 dengan tipe pesawat A 320 dari Kuala Lumpur menuju Manado yang membawa 85 orang penumpang dan 6 orang kru mengalami permasalahan pada sistem Hidrolik. Pada ketinggian 10.0000 ft atau sekitar 20 mil dari Bandara Sam Ratulangi Manado, pilot menyatakan bahwa indikator hidrolik sistem menyala yang menandai adanya kegagalan fungsi pada sistem hidrolik dan meminta untuk terbang lebih rendah lagi. Pilot pun memutuskan untuk holding selama 15 menit sambil memperbaiki sistem hidrolik. Setelah mendapat informasi dari pilot, petugas tower Airnav Indonesia langsung menghubungi watch room Airport Rescue and Fire Fighting (ARFF) yang langsung menginformasikan kepada seluruh personel serta menghubungi unit internal Bandara Sam Ratulangi Manado untuk meneruskan informasi tersebut kepada instansi eksternal terkait seperti Basarnas, Damkar Kota Manado dan Bea Cukai, Imigrasi dan Kantor Kesehatan Pelabuhan untuk bersiaga.
Meski permasalahan sistem hidrolik akhirnya berhasil diperbaiki, namun terdapat 2 orang penumpang yang pingsan karena suhu tubuh tinggi dengan temperature 38 dan 39 derajat. Menindaklanjuti laporan cabin crew, pilot pun memutuskan untuk segera mendarat. Pesawat pun berhasil mendarat dengan normal dan kedua penumpang langung dirujuk ke rumah sakit rujukan.
Melalui skenario tersebut, akan dimainkan simulasi yang memperlihatkan alur komunikasi antar unit maupun instansi serta gambaran kejadian melalui video, narasi dari pengisi suara, dan miniatur kendaraan. Dalam simulasi tersebut, komunikasi dilakukan tanpa adanya transkrip sehingga para pihak yang terlibat harus memahami alur koordinasi , komando, serta langkah yang harus diambil saat terjadi keadaan darurat.
Kepala Kantor Badan SAR Nasional Manado, Suhri Noster Norbertus Sinaga menyampaikan apresiasinya atas kegiatan latihan yang telah berjalan baik meskipun beberapa kali terkendala koneksi yang kurang baik.
“Semoga ketika ada kejadian seperti ini, persiapan dan alurnya sudah dipahami dengan baik. Sebagai tambahan masukan untuk kedepannya meskipun dalam latihan alur komunikasi sebaiknya tetap memperhatikan waktu karena dalam penanganan kejadian seperti ini dibutuhkan kecepatan waktu,” tambah Suhri.(humas)