Pejabat Karantina Pertanian Manado memeriksa 6000 ton bungkil kelapa dan pengawasan perlakuan fumigasi menggunakan fosfin (PH3).foto/ist
MANADO – Bungkil kelapa atau copra expeller masih dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak. Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Manado menjamin kesehatan dan keamanan bungkil kelapa sebelum diekspor ke India.
Baca Juga:
Sebelum pengiriman, pejabat Karantina Pertanian Manado memeriksa 6000 ton bungkil kelapa dan pengawasan perlakuan fumigasi menggunakan fosfin (PH3). Tujuan utama fumigasi adalah untuk mensucihamakan pada komoditas sehingga tidak ada serangga yang ikut dilalulintaskan. Hal ini merupakan persyaratan dari negara tujuan, sehingga dapat diterbitkan phytosanitary certificate (PC).
“Bungkil kelapa merupakan sisa atau limbah dari proses pembuatan minyak kelapa. Di Sulawesi Utara, bungkilnya masih ada yang dibuang begitu saja. Padahal memiliki nilai ekonomi bagi petani kelapa selain bentuk olahan berupa minyak kelapa sawit, ampas sawit, minyak kelapa, dan tepung kelapa,” tutur Kepala Karantina Pertanian Manado Donni Muksydayan, Jumat (19/6/2020).
Baca Juga:
Menurut Donni komoditas pertanian di Sulut memiliki potensi ekspor. Karantina Pertanian Manado akan terus mendorong akselerasi dan peningkatan ekspor terutama komoditas non migas salah satunya melalui sistem pemeriksaan di instalasi karantina tumbuhan (IKT).
Pemeriksaan di IKT dapat memangkas waktu, dan proses ekspor. Lokasi IKT tentunya sudah dilakukan penilaian oleh tim teknis karantina agar memenuhi standar sebagai tempat tindakan karantina.(tim)